Sebuah percakapan dalam fragmen jendela dengan sebuah foto. Ada sepasang wanita dengan laki-laki (lelaki). Sebut saja mereka K dan Z. Mereka adalah teman sepermainan, teman sedari kecil yang mana ke mana-mana dulu selalu bersama. Sekarang mereka telah menempuh hidupnya masing-masing. Jalan hidup mereka sangat berbeda.
Sore itu, K sedang menanyakan kepada Z, "apakah dahulu pernah ada wanita yang singgah ke dalam hatinya." Dan Z berkata, ya pernah dan pasti pernah. "Apakah dia suka mengumbar janji." kataku. Ia nampak ragu dengan jawaban yang akan dilontarkannya, "ya, memang. Pertama menjalin kasih kami seperti para ketua partai yang mengobral ribuan kata untuk tetap mempertahankannya. Jadi, jika dilihat tidak terkesan jelek, dalam artian, kemarin jadian sekarang putus. Tapi, toh lama-lama akan bosan juga dnegan misinya dan pasti akan lupa. Yang diucapkan dulu itu seperti janji di atas tisu putih, yang mana apabila terkena air pastilah akan hancur, baik bahannya dan tulisannya. Jadi, hancur itu, bisa dari hubungannya dan bisa juga ucapannya. Luluh seperti tisu yang sudah menjadi lem ketika dicampur degan lem kanji.
Dia terdiam sejenak, menyulut rokok yang ada di depannya dengan korek api. menghembuskan asapnya sehingga menjadi bulatan, dan ia kembali bercerita. "Nah, seperti lingkaran ini, ia sangat bagus dan terlihat rapi dan cantik. Ketika ia tertiup angin, buhh" Z menyebulkan nafasnya.
"Ia akan berceceran ke mana-mana. Janji kurang lebih seperti itu. Jika pasangan sudah merasa jera atau jebuh, pastilah lupa dengan semua yang ia ucapkan dahulu.
Sore itu, K sedang menanyakan kepada Z, "apakah dahulu pernah ada wanita yang singgah ke dalam hatinya." Dan Z berkata, ya pernah dan pasti pernah. "Apakah dia suka mengumbar janji." kataku. Ia nampak ragu dengan jawaban yang akan dilontarkannya, "ya, memang. Pertama menjalin kasih kami seperti para ketua partai yang mengobral ribuan kata untuk tetap mempertahankannya. Jadi, jika dilihat tidak terkesan jelek, dalam artian, kemarin jadian sekarang putus. Tapi, toh lama-lama akan bosan juga dnegan misinya dan pasti akan lupa. Yang diucapkan dulu itu seperti janji di atas tisu putih, yang mana apabila terkena air pastilah akan hancur, baik bahannya dan tulisannya. Jadi, hancur itu, bisa dari hubungannya dan bisa juga ucapannya. Luluh seperti tisu yang sudah menjadi lem ketika dicampur degan lem kanji.
Dia terdiam sejenak, menyulut rokok yang ada di depannya dengan korek api. menghembuskan asapnya sehingga menjadi bulatan, dan ia kembali bercerita. "Nah, seperti lingkaran ini, ia sangat bagus dan terlihat rapi dan cantik. Ketika ia tertiup angin, buhh" Z menyebulkan nafasnya.
"Ia akan berceceran ke mana-mana. Janji kurang lebih seperti itu. Jika pasangan sudah merasa jera atau jebuh, pastilah lupa dengan semua yang ia ucapkan dahulu.