"Aku akan berhenti
menulis." Kata Salya kepada kakaknya.
"Kenapa? kau sudah bosan
atau kurang bacaan?" Jawab Kakak.
"Aku tak akan bersaing
dengan temanku, aku tak bisa. Selalu saja tulisanku jelek ketika dia
mendapatkan banyak pujian. Aku ingin berhenti, lelah rasanya, menjadi orang
lain untuk menuturkan apa yang tidak aku alami. Aku bukan semacam Tuhan yang
menitahkan beberapa petuah kepada umatnya, yang mana seperti orang-orang di
luar sana, mereka menyembah, mengagungkan tulisan mereka ataupun tulisan orang
lain, yang menurut mereka bagus. Dan mereka menganggap beberapa penulis adalah
tukang guna-guna, yang meramal apa yang akan terjadi dikemudian hari, padahal
pedoman mereka hanyalah satu, kitab dan pengetahuan, yang sebelumnya sudah
dititahkan Tuhan kepada umatnya untuk menbaca kitab.
Seperti halnya sebuah tulisan,
aku hanyalah sebuah lisan yang mampu mengubah pribadi seseorang menjadi
anggapan nihil mengenai Maya. Dia memang wanita yang hebat, menanggalkan
kalender setiap hari dan memberinya satu nama laki-laki pada setaiap tanggal
yang pernah dilaluinya. Dia pernah mencinta untuk melahirkan bunga mawar pada
hati seorang laki-laki keturunan sunda. Menjaganya selama tiga tahun dan
membiarkan bunga itu mekar seperti merpati yang terbang dengan keelokannya.
Namun, pada saat bunga tersebut tersenyum karena ada anggrek sebagai parasit,
mawar itu meredup. Parasit itu lebih kuat mencekat kerongkogannya. Membuatnya
pingsan yang berujung dengan maut.
Itulah beberapa sebab mengapa
aku ingin berhenti menulis. Karena tulisan yang sebenarnya membuat perkara,
lisan tak mampu berucap demi pembelaan. Aku ingin menutup beberapa lembar
kehidupanku sejenak, meninggalkan kertas dan pensil, menggantinya dengan sebuah
pot. Aku ingin membenihkan mawar perwarna putih. Mawar yang suci, sebagai wujud
keikhlasan hati. Dan aku meninggalkan segala bebanku dalam menulis. Aku akan
kubur beberapa kenanganku bersama seseorang. Dan tulisan ini, akhir di mana aku
menulis untuk beberapa saat hingga aku mampu memberiksan saru kepada mawarku,
entah itu kapan. Yang pasti, akan berjalan sangat lambat dan memakan waktu.
Meski aku benci menunggu, inilah kesabaran, mawar putih yang kunanti, kuharap
tetap menjadi putih, bukan menguning."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar