Translate

“Belajar menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling mungkin dilakukan oleh manusia.”
Seno Gumira Ajidarma,
Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara

Cari Blog Ini

Sabtu, 08 Maret 2014

Die Bucheverbrennurg

Waktu rezim itu mengeluarkan perintah
Untuk membakar di depan umum
Buku-buku dengan ilmu yang bahaya,
Dan ketika di mana pun
Lembu-lembu dipaksa
Menarik gerobak-gerobak penuh buku
Ketempat pembakaran,
Maka ditemukan
Oleh penyair yang telah diusir
-salah seorang dari yang terbaik- sewaktu dia
Meneliti daftar mereka yang dibakar,
Terkejut, karena
Buku-buku sendiri terlupakan.
Dia lari ke meja tulis
Terdorong oleh amarah, dan menulis
Sepucuk surat kpada para penguasa.
Bakarlah aku!
Tulisannya dengan pena yang amarah
Bakarlah aku!
Jangan lakukan ini terhadap saya!
Jangan nyisakan saya!
Bukankah saya
Selalu menceritakan kebenaran di dalam buku-bukuku?
Dan sekarang kalian
Perlakukan aku seolah aku pendusta!
Aku perintahkan kepada kalian:
Bakarlah aku! 

--Berlolt Brencht, Gesammelte Gedichte, Band 2. Frankfrut, Suhrkhamp 1978, hlm. 694. Untuk versi Indonesia ini dipakai terjemahan Berthold Damshauser dan Ramadhan K.H. dalam Antologi Puisi Abad ke-20. Jakarta, Balai Pustaka, 1994-- 
--penghancuran buku-fernando baez--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar