Translate

“Belajar menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling mungkin dilakukan oleh manusia.”
Seno Gumira Ajidarma,
Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara

Cari Blog Ini

Jumat, 22 November 2013

artikel : RAGAM ALIRAN SENDRATARI PRAHARA PENGGING BOKO




Apresiasi Prahara Pengging Boko


Nampak jelas kembali cahaya yang berbinar dari candi Ratu Boko dengan diadakannya sendratari "Prahara Pengging Boko", seakan menampakkan sejarahnya kembali dimata masyarakat. Sendratari yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 November 2013 dengan 56 penari dan 20 niyaga dari UNY berhasil memukau para penonton yang turut berpartisipasi. Sorotan cahaya lampu pun tak luput mewarnai suasana panggung malam yang lumayan cerah itu.

Ulasan mengenai aliran yang terdapat dalam sendratari Prahara Pengging Boko:

1.         Aliran Naturalisme dan Realisme

Jika saya amati dalam sendratari Prahara Pengging Boko ini mempunyai aliran yaitu aliran realisme, naturalisme, romantisme, dan ekspresionisme. Karena dalam sendratari ini, produser mampu mengusung konsep nyata yang sungguh mencerminkan Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso dengan real dan alami.

Dengan bukti yang pertama, dikenakannya kostum yang masih tradisional dan bernuansakan kerjaan, seperti gambar dibawah,  meskipun kostumnya tak sama persis dengan apa yang dikenakan dalam masa sebenarnya, akan tetapi itu sudah mencerminkan aliran naturalis dan realisme.
                        







Yang ke dua, dari segi panggung, sendratari Prahara Pengging Boko ini juga beralirankan naturalis, yang mana mampu menyuguhkan tempat sebagai latar belakang candi yang berupa batu, dimana itu merupakan peninggalan asli dari sejarah. Seperti gambar dibawah ini.




Ditambah sejuk dan merdu alunan gamelan yang ditabuh para niyaga yang berada pada sebelah selatan panggung bagian barat merupakan sarana pendukung dari sendratari. Dengan adanya iringan gamelan ini juga menambah yakin bahwa sendratari itu realistik, nyata, sungguhan dan natural. Seperti gambar dibawah ini.





2.      Aliran Romantisme
Dari segi cerita, kisah yang diangkat dalam sendratari ini ini beralirankan romantisme, karena mengulas tentang tragedi percintaan antara Roro Jonggrang dengan Bandung Bondowoso.










3.      Aliran Ekspresionisme
Aliran ini tercermin dari adegan peperangan pada saat Bandung Bondowoso berperang melawan Ayah Roro Jonggrang, dengan jelas nampak goresan tegas, dinamis dan penuh dengan gerak.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar