Bila malam, kisah ini akan bertambah semakin maalam.
Aku berjalan dengan gontai menuju laut lepas. Keinginanku melepaskan semua masalah yang pernah ada. Memberikanku jawaban untuk berjalan menuju lautan lepas dengan kapal karam di sisi timur. Apakah hatiku dan jiwaku akan karam juga seperti kapal itu? mungkin.
Aku berjalan semakin ke pinggir menyentuh bibir air. Air laut menggelitik kakiku, ia berkata "cepatlah bermain dengan kami, kau tak akan pernah merasa sedih."
"Aku tidak sedih, aku hanya ingin berada di bibir kalian. Aku tidak ingin menikmati dada,punggung, ataupun kaki kalian, terlebih perut kalian." jawabku singkat.
"berarti aku bukan orang yang pemberani. katanya kau ingin melepaskan penat yang ada dalam jiwamu, mengapa tidak mau?"
"aku ingin sekali berlayar, namun aku takut kalian akan menghinaku kemudian menelanku. matilah aku."
*
Cicit burung camar mendekat di telinga.
Aku berjalan dengan gontai menuju laut lepas. Keinginanku melepaskan semua masalah yang pernah ada. Memberikanku jawaban untuk berjalan menuju lautan lepas dengan kapal karam di sisi timur. Apakah hatiku dan jiwaku akan karam juga seperti kapal itu? mungkin.
Aku berjalan semakin ke pinggir menyentuh bibir air. Air laut menggelitik kakiku, ia berkata "cepatlah bermain dengan kami, kau tak akan pernah merasa sedih."
"Aku tidak sedih, aku hanya ingin berada di bibir kalian. Aku tidak ingin menikmati dada,punggung, ataupun kaki kalian, terlebih perut kalian." jawabku singkat.
"berarti aku bukan orang yang pemberani. katanya kau ingin melepaskan penat yang ada dalam jiwamu, mengapa tidak mau?"
"aku ingin sekali berlayar, namun aku takut kalian akan menghinaku kemudian menelanku. matilah aku."
*
Cicit burung camar mendekat di telinga.